Cakrawala, Grup Keroncong Lumajang Yang Masih Eksis

Grup Keroncong Cakrawala saat latihan rutin. VisitLumajang/dna

Tak banyak komunitas keroncong yang masih eksis di era modern seperti ini. Keroncong yang merupakan bukti hidup kebudayaan Eropa yang dibawa oleh Belanda ke Hindia Belanda, merupakan hiburan yang disukai orang pada jamannya.

Tak pelak, masyarakat Hindia Belanda saat itu juga mengenal musik keroncong sebagai musik pergaulan. Di tengah sulitnya kondisi rakyat saat itu, kegiatan berkesenian merupakan sarana pelepas penat.

Di Lumajang sendiri, ada beberapa komunitas/grup musik keroncong yang masih eksis, sebut saja Grup Cakrawala yang didirikan oleh Bpk. Suparlan di tahun 1998. Cakrawala merupakan kependekan dari yang saat ini dipimpin oleh Bpk. H. Sundali.

Selain Cakrawala, sebenarnya tercatat tiap kecamatan di Lumajang ada grup keroncong, namun tak semua eksis dan rutin menggelar latihan bersama seperti ini. Kurangnya regenerasi pemusik keroncong, ditambah lagi pegiat musik keroncong yang kebanyakan sudah berusia lanjut, membuat musik keroncong mulai ditinggalkan orang.

"Semua grup keroncong dihimpun dalam satu wadah yang bernama Parade Musik Keroncong Republik Indonesia (Pamuri), Pamuri itu di tiap kabupaten ada. Sedangkan untuk Lumajang sendiri diketuai oleh Imam Subagyo," ungkap Ibu Tuti Susilarsih (77 tahun), pegiat keroncong yang rumahnya sering dipakai untuk latihan keroncong saat ditemui Minggu (24/04) kemarin.

"Kalau grup keroncong live, yang perform memakai banyak alat musik seperti ini sudah jarang sekarang, Nak. Bagi Kami para lansia, kegiatan bermusik yang rutin tiap minggu seperti ini ya sarana rekreasi. Wadah berkumpul bersama, sambil mengenang kisah muda." imbuhnya sambil tertawa, terlihat dia bercerita dengan gurat mata yang berkaca-kaca.[]