Ekowisata dan Transformasi Ekonomi Perdesaan

Peserta kuliah umum East Java Ecotourism Forum saat berfoto bersama pemateri (Dok. EJEF)

Desa selama ini selalu identik dengan tingkat pendidikan masyarakatnya dan tingkat perekonomian yang cenderung rendah, padahal kita sendiri tahu bahwa desa yang didominasi oleh sektor agraris merupakan penyokong bagi kehidupan masyarakat di kota.

Dewasa ini dalam industri pariwisata, ekowisata menjadi daya tawar yang luar biasa, dalam hal ini sebagai opsi pariwisata yang lebih ramah terhadap alam dan lingkungan. Terlepas dari itu semua, ekowisata merupakan jembatan transformasi masyarakat perdesaan di bidang ekonomi.

Ekowisata sebagai transformasi ekonomi desa menjadi salah satu bahan paparan Prof. Iwan Nugroho pada Kuliah Umum East Java Ecotourism Forum (EJEF) berjudul 'Pengembangan Produk Agrowisata dan Ekowisata' di Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (01/04). Di mana berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut.

Menurut Prof. Iwan, untuk menggerakkan masyarakat desa dari pola kegiatan ekonomi agraris ke industri/pengolahan sampai saat ini masih belum berjalan secara maksimal. Dengan konsep ekowisata, masyarakat di desa diharapkan akan berkembang ke sektor industri, khususnya industri jasa dan produk home industry.

"Selain soal kesejahteraan/perekonomian masyarakat desa, dalam ekowisata sendiri ada aktivitas konservasi lingkungan dan budaya. Di dalamnya juga menawarkan keseimbangan kehidupan kota dan desa, ini menjadi daya tarik ekowisata yang memiliki nilai tawar lebih," paparnya dalam penjelasan awal.

Unsur penting dalam konsep pengembangan dalam industri ekowisata dan agrowisata antara lain adalah:

  • Inovasi, pengembangan produk/jasa
  • Peningkatan kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat
  • Berfungsinya kepemimpinan lembaga formal/informal, pemerintah sebagai regulator maupun organisasi setempat, dalam mengawal konsep pengembangan itu sendiri
  • Ketersediaan infrastruktur dan akomodasi
  • Promosi dan kerjasama