Kyai Ilyas, Pahlawan Santri dari Lumajang

Launching buku Kyai Ilyas, Pahlawan Santri dari Lumajang via VisitLumajang/dna

Kyai Anom Disiksa, Kyai Ilyas Lawan Belanda Sampai Mati

Melihat keteguhan komandan Hizbullah legendaris ini, pasukan Belanda melakukan siasat licik. Belanda memasang mata-mata yang berasal dari pasukan Cakra yang merupakan pasukan yang terdiri dari orang-orang Madura bonekanya Belanda.

Salah satu mata-mata Belanda melaporkan keberadaan markas Hizbullah di Galingan, ia juga memberitahukan keberadaan Kyai Anom, seorang ulama besar yang juga guru Kyai Ilyas. Belanda sampai menginterogasi Kyai Anom dan menawarkan kedudukan, pangkat, dan hadiah untuk melunakkan hatinya.

Dalam buku ini disebutkan bahwa Kyai Anom menolak menunjukkan keberadaan Kyai Ilyas serta kelemahan pasukan Hizbullah, yang membuat Belanda marah. Sampai Kyai Anom harus menghadapi siksaan Belanda, mulai diludahi, ditempeleng sampai disundut rokok.

Tahu hal itu Kyai Ilyas marah, karena bagaimanapun Kyai Anom adalah guru tempatnya 'Nyantri' yang sangat dihormatinya. Sampai keluarlah sumpah Kyai Ilyas bahwa demi gurunya, demi ulama, demi bangsanya, ia akan melawan Belanda sampai akhir hayatnya.

Tepat tanggal 9 April 1949, pagi-pagi terjadi pertempuran antara Belanda dengan regu Muchtar yang ada di Desa Baba'an, pada tanggal tersebut tercatat Kyai Ilyas meninggal ditembus berondongan peluru, saat mencoba merebut senjata dari salah satu pasukan Belanda.