Pahlawan Besar Imam Soedja'i Dibahas "Panas" di Malang oleh Tokoh-Tokoh Nasional

Pembicara di Sinau Sejarah: Mengawal Malang Sedari Pendudukan Jepang hingga Revolusi. Foto: VisitLumajang/dna

Imam Soedja'i, jika mendengar nama tersebut mungkin masyarakat Lumajang hanya mengingatnya sebagai nama pahlawan yang namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Lumajang.

Namanya juga akrab di kalangan pesilat khususnya anggota Pencak Organisasi (PO), karena Imam Soedja'i adalah pendiri perguruan silat asli Lumajang yang menyebar ke beberapa daerah.

Siapa sangka, di balik minimnya literasi tentang Imam Soedja'i, peran sertanya dalam perjuangan mewujudkan Indonesia merdeka ternyata cukup besar.

Mayor Jenderal Imam Soedja'i tercatat sebagai Ketua Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Lumajang, organisasi bentukan Jepang tahun 1943 untuk melawan sekutu.

Saat Bung Karno mengusulkan pembentukan tentara Pembela Tanah Air (PETA), Imam Soedja'i mendapat rekomendasi untuk menjadi salah satu perwira utama (Daidancho).

Pak Dja'i mengikuti pelatihan militer di Bogor, kemudian ditempatkan sebagai komandan di Malang yang merupakan pusat markas militer Jepang di Jawa Timur.

24 Agustus 1945, beberapa waktu setelah Proklamasi Kemerdekaan RI dan PETA resmi dibubarkan, Pak Dja'i mengumpulkan para pejuang dan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) Malang.