PG Djatiroto Membawa Banyak Perubahan Bagi Lumajang

PG Djatiroto masa Hindia Belanda. Via Tropenmuseum.

Pembukaan PG Ranupakis, Sejarah Berdirinya PG Djatiroto

Pengembangan industri gula oleh kolonial Belanda menjadi babak baru perdagangan komoditas dunia. Sebelumnya terutama di Jawa, orang-orang Cina banyak sudah membuka perkebunan tebu. Pada abad ke-17 pabrik gula sederhana milik orang Cina sudah dijumpai di Batavia dan sebagian wilayah yang masih dibawah kekuasaan Mataram.

Pada tahun 1901 hutan di kawasan itu mulai dibabat, banyak pekerja mulai didatangkan dari daerah Tulungagung, Kediri, Blitar, Ponorogo, Nganjuk dan sekitarnya. Dan di tahun 1905 pembangunan PG Ranupakis ini telah berlangsung, pembangunan pabrik juga diikuti dengan pembukaan perkebunan tebu dan pembangunan pemukiman untuk pekerja pabrik.

Tahun 1910 menjadi tonggak dimulainya penggilingan perdana di PG Ranupakis. Nama "Djatiroto" mulai dipakai tahun 1912, belum diketahui dengan jelas alasan pergantian nama tersebut.

Salah satu nama penting yang pernah ada dalam sejarah PG Djatiroto adalah Marinus Vertreg, seorang ahli kimia pergulaan sekaligus astronom.