Yes Man! Karena Sungkan? Yang Tidak Pada Tempatnya

Ilustrasi via pixabay.com

Budaya Sungkan yang Berlebihan

Karena dianggap sudah dewasa, sang tabib berinisiatif untuk bertanya mengapa mereka tidak keluar-keluar sejak usia 9 bulan 10 hari yang lalu?

Mereka kemudian menjawab sambil tetap saling menunjuk, "Kami saling mempersilakan. Saya meminta agar dia keluar terlebih dahulu, tapi malah dia juga mempersilakan saya lebih dahulu.."

"Terus saja begitu... Hingga anda para tabib membuka pintu kandungan ini," sahut yang lain, mereka saling menimpali.

Budaya sungkan (ewuh pakewuh dalam bahasa Jawa) ini adalah cerminan dari budaya Timur yang sangat menghargai orang lain, dan tanpa bermaksud menjatuhkan apalagi mempermalukan.

Namun, porsi yang berlebihan dari budaya sungkan ini justru akan menghambat bergulirnya roda organisasi dan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan bersama.

Beberapa hal yang memicu budaya sungkan ini dalam kehidupan sehari-hari biasanya karena faktor seseorang yang sudah terlalu banyak menerima pemberian (kebaikan) orang lain.

Ya, orang tersebut akan sulit menegur si pemberi tersebut apabila melakukan kesalahan. Mungkin juga dapat terjadi seseorang sulit memberi masukan pada orang lain.