Monumen Juang Kompi Sukertiyo, Simbol Perlawanan Rakyat Lumajang
Letnan Satu Soekertijo adalah komandan kompi perlawanan tentara Indonesia pada Agresi Militer Belanda I tahun 1947. Saat itu Belanda dengan cepatnya menyisir daerah Lumajang lewat Probolinggo dan menguasai kota. Kekuatan tentara kita yang tak seimbang dengan kekuatan tentara Belanda memutuskan Lettu Soekertijo memilih untuk menguatkan basis untuk sementara waktu, daerah Wringinsari - Penggung (Yosowilangun) menjadi pilihan Kompi Soekertijo untuk membangun basis pertahanan, pos kesehatan dan dapur umum juga dibangun di desa Tunjungrejo.
Kompi Soekertijo membawa banyak prestasi pada masa perlawanan rakyat saat itu, tercatat pada tanggal 29 Juli 1947, Kompi Soekertijo menyerang pertahanan Belanda di Pabrik Gula Djatiroto, satu regu pasukan Belanda tewas dan sejumlah senjata berhasil dirampas pada penyerangan mendadak tersebut. Pada awal September 1947, ketika iring-iringan truk dan jeep pasukan Belanda mengadakan penyisiran di Nogosari, pasukan Soekertijo menghadangnya, sejumlah truk dibakar termasuk jeep pengawal pasukan Belanda, sekitar satu regu tentara Belanda tewas tertembak.
Pengalaman Soekertijo sebagai tentara PETA, dikenal sebagai sosok yang paling mahir dalam mengatur siasat perang. Karier militernya, membawa dirinya menjadi pemimpin TNI yang paling disegani. Terakhir ia menjabat sebagai Pangdam Udayana dengan pangkat Letnan Jenderal. Untuk mengenang jasa beliau di tahun 1947-1949, pemerintah membangun sebuah monumen yang terletak di tepi jalan raya perbatasan Rowokangkung - Yosowilangun. Monumen Juang Kompi Sukertiyo itu sendiri diresmikan oleh Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Sugeng Subroto pada tanggal 28 Januari 1988.
Monumen Juang Kompi Sukertiyo inilah, menjadi saksi sejarah gugurnya pasukan pejuang bangsa dalam melawan Belanda, dalam wilayah Eks-Kawedanan Yosowilangun dan sekitarnya. Sebidang tanah di dekat monumen ini dihibahkan oleh pemiliknya untuk dibangun sebuah musholla yang diberi nama Langgar Waqof Soekertijo. Melalui Perda Kabupaten Lumajang Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Pelestarian Cagar Budaya, monumen ini ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Lumajang.
Meskipun demikian monumen ini terlihat kurang diperhatikan, ini terlihat dari tingginya rumput liar dan semak-semak yang ada di area monumen ini. Untuk mengenang perjuangan para pahlawan kita, menggelar kerja bakti bersama untuk membersihkan Monumen Juang Sukertiyo, Minggu 13 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB. Kegiatan ini melibatkan masyarakat setempat dan terbuka bagi siapa yang ingin berpartisipasi. Rendi 085607077948.[]