Produksi Tembakau Lumajang Meningkat Di Musim Kemarau
Tidak selamanya musim kemarau berdampak negatif pada kehidupan manusia. Hal positif dari kemarau kali ini adalah meningkatkan kualitas tembakau hasil panen tahun ini yang mencapai titik maksimal. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang.
"Justru ketika musim kemarau kualitas tembakau kita jadi sangat bagus mas. Soalnya pascapanen ini proses penjemuran tembakau yang sudah dirajang (mencapai kualitas) maksimal," ungkap Dwi Nurcahyo Ketua APTI Lumajang.
Diperkirakan produktivitas produksi tembakau tahun ini meningkat yang sebelumnya hanya 1.000 ton, tahun ini diperkirakan melampaui angka 1.333 ton dari 889 hektar lahan pertanian tembakau di Kabupaten Lumajang.
"Perkiraan dari kami, per hektarnya itu bisa menghasilkan 1,5 ton tembakau kering mas. Jadi kalau ada 889 hektar lahan, maka kira-kira produksi tahun ini bisa mencapai 1.333 ton", jelas Dwi.
Berdasarkan data dari APTI Lumajang, tembakau yang ada di kaki Gunung Semeru ini dibagi menjadi 3 varietas. Varietas pertama, tembakau rajangan kasturi bermitra dengan PT. IDS, varietas kedua tembakau rajangan white burley bermitra dengan PT. AO1, varietas yang terakhir adalah rajangan lokal.
Selain itu, Dwi juga menyampaikan, bahwa melimpahnya jumlah produksi tembakau yang bermitra dengan perusahaan akan berpengaruh terhadap pendapatan daerah dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
"Kalau tidak salah DBHCHT kita (Lumajang) tahun ini mencapai Rp32 miliar mas, itu dibagi ke sejumlah bidang seperti kesehatan, pertanian, sosial hingga penegakan hukum," pungkas Dwi saat diwawancarai arahjatim.com pada Jum'at 25 Agustus 2023.