Usaha Cukur Rambut Jadi Solusi Pertahanan Ekonomi di Tengah Pandemi
Pembatasan sosial selama pandemi emang memukul masyarakat, termasuk di Lumajang. Meskipun demikian, beberapa sektor usaha mikro masih bisa bertahan, salah satunya usaha cukur rambut.
Seperti usaha potong rambut milik Husein, yang berlokasi di Jln. Pierre Tendean, tepat di selatan Simpang Lima Gadingsari. Usaha yang sudah 4 tahun lebih dijalaninya menjadi penopang hidup keluarga dan rekan usahanya.
Meskipun pandemi sempat berimbas pada usahanya karena aturan pembatasan sosial, pria asal Desa Purwosono ini yakin usaha potong rambut yang dilakoninya merupakan usaha yang akan dibutuhkan orang sampai kapanpun.
"Saya juga mengajari beberapa pemuda untuk belajar potong rambut, tapi nggak banyak yang bertahan. Pada umumnya dari mereka lebih memilih bekerja dan mendapat gaji bulanan pasti daripada usaha ini," ungkapnya.
Buka jam 9 pagi sampai 10 malam, dengan tarif hanya 10 ribuan sekali cukur, sehari-harinya Husein bisa melayani 15 - 20 orang pelanggan. Dia mengelola tempat cukur rambut dibantu rekannya dengan sistem bagi hasil.
"Kalau saya biasanya pagi sampai sore, rekan saya kemudian meneruskan buka sampai malam," ungkap pemuda yang juga aktivis GP Ansor ini.
Diakui Husein, dirinya berkeinginan mengajarkan ilmu potong rambut buat pemuda yang ingin belajar, setidaknya menciptakan peluang di tengah sulitnya mencari kerja belakangan ini. Mulia sekali bukan?