VIDEO: Sejarah Kesenian Ujung, Berangkat dari Kebiasaan Orang Jaman Dulu yang Suka Tawuran

Suit untuk mengundi giliran memukul dalam seni Ujung via VisitLumajang/dna

Rutin Digelar dalam Acara Sedekah Desa

"Kalau kami sifatnya hanya meneruskan aja, karena jauh sejak zaman nenek moyang kami seni Ujung ini sudah berkembang di sini," ungkap Pak Ngadi saat ditemui di sela-sela acara , 29 Maret 2019.

Dalam rangkaian sedekah desa sendiri, ada serangkaian prosesi seperti ruwatan, grebeg tumpeng/sedekah bumi, dan beragam kesenian seperti reog, wayang, termasuk seni Ujung, sebagai hiburan untuk warga.

Dalam setiap pertandingan Ujung, ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh pemain, antara lain tidak boleh memukul dari samping kanan lawan. 2 juri juga telah disiapkan oleh panitia yang bertindak sebagai hakim permainan.

Di rentang usianya yang menginjak 57 tahun, Pak Ngadi dan Kelompok Seni Ujung Tradisional Pakel Lor terus berupaya untuk melestarikan tradisi ini. Salah satunya dengan mengenalkannya pada anak-anak muda.

"Sampai sekarang beberapa kali juga telah diundang ke beberapa acara di Kabupaten Lumajang. Kalau di sekitaran Gucialit sendiri ada juga kelompok Ujung di Desa Kenongo dan Pakel Kidul. Kami berupaya untuk terus menghidupkan tradisi ini," tandas Pak Ngadi.