Dam Rawaan, Warisan Belanda yang Masih Menjadi Penjaga Kehidupan Petani di Lumajang

Dam Rawaan di Tempursari Lumajang. Foto: Istimewa/Pantura7

Di tengah arus perkembangan zaman yang serba modern, ada sebuah bangunan bersejarah yang tetap kokoh dan setia menjalankan perannya yakni Dam Rawaan, yang terletak di Dusun Sukosari RT 03 RW 05 Desa Pundungsari, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang.

Pada Jumat pagi 31 Oktober 2025, berdasarkan pantauan di lokasi, aliran air dari Sungai Rawaan yang dibendung oleh dam ini tampak mengalir lancar. Meskipun musim kemarau sedang berlangsung, dam peninggalan Belanda tersebut masih mampu menyuplai air ke area persawahan yang vital bagi ketahanan pangan lokal.

Meskipun dibangun pada masa kolonial Belanda, dam ini tetap menjadi sumber kehidupan yang tak ternilai bagi ratusan petani di tiga desa yaitu Tempursari, Tempurejo, dan Bulurejo.

Dengan panjang sekitar empat kilometer, dam ini menjadi infrastruktur irigasi utama yang mengairi lahan pertanian seluas 321 hektar di tiga desa tersebut.

Kusnandar, petugas dari UPT Pengairan Kecamatan Tempursari, menjelaskan bahwa air dari Dam Rawaan adalah andalan utama bagi para petani.

"Walaupun di musim kemarau debit airnya berkurang, tapi airnya tetap mengalir. Ini sangat membantu petani dalam menjaga hasil pertanian mereka," ungkapnya.

Dam Rawaan adalah contoh nyata bagaimana warisan masa lalu masih memainkan peran penting dalam kehidupan modern. Sebuah pelajaran bahwa menjaga dan merawat warisan budaya serta infrastruktur yang ada adalah tanggung jawab bersama, demi keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.