Film Dokumenter Silat Tani Diputar, Tim Ekspedisi Indonesia Baru Singgah di Lumajang
Silat Tani, film dokumenter perdana dari tim Ekspedisi Indonesia Baru diputar di Pring Pitu, Lumajang, Jumat 27 Agustus malam tadi. Film berdurasi 70 menit itu kemudian dibahas bareng penonton yang hadir.
Pemutaran film Silat Tani ini digagas komunitas Njagong Film Lumajang, dihadiri tim Ekspedisi Indonesia Baru termasuk Dandhy Dwi Laksono, founder Watchdoc Documentary sebagai narasumber.
Selain Dandhy Dwi Laksono tim ekspedisi ini terdiri dari Farid Gaban, Yusuf Priambodo, dan Benaya Ryamizard Harobu. Mereka berkeliling Indonesia dengan sepeda motor, dimulai dari Wonosobo, Jawa Tengah.
Ketertarikan penonton di acara ini terlihat dari saat film diputar sampai banyaknya pertanyaan saat diskusi. Sebagian besar setuju bahwa anak muda sekarang berjarak dengan sawah atau pertanian.
Menurut Yusuf Priambodo, anggota tim, saat di Tulungagung, dirinya menemukan contoh konkret sebuah narasi obrolan orangtua kepada anak, "Nak, ojo dadi petani..."
Menurutnya, masih banyak pandangan menjadi petani hanya cukup untuk makan, bukan bentuk ketahanan ekonomi. Beruntung sekarang mulai bermunculan petani muda bahkan petani milenial.
Kondisi pertanian diungkap di film Silat Tani, saat membandingkan harga beras dengan varietas berbeda. Beras dijual murah di pasar, harga ditekan agar tidak inflasi, tapi yang ditekan sebenarnya adalah petani.