Lika Liku Pertanian Kabupaten Lumajang : Mewujudkan Pertanian Organik
Posisi anggaran terbesar di Kabupaten Lumajang masih dipegang oleh sektor pendidikan dan kesehatan. Sedangkan untuk sektor pertanian hanya cukup untuk membiayai pengeluaran rutin.
Jika anggaran sektor pertanian Lumajang tidak ditunjang APBD Provinsi dan APBN maka sulit untuk mengadakan pembinaan petani dengan inovasi dan teknologi yang terbaru.
Menurut Ketua DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang, Iskhak Subagio, Kementerian Pertanian yang sempat menggelar rapat terbatas dengan Presiden, menunjukkan hasil di mana presiden mendorong pertanian kedepan harus berbasis organik.
"Di Kementerian Pertanian sendiri seperti hasil rapat terbatas dengan presiden kemarin. Presiden sudah mendorong pertanian kedepan harus berbasis organik, karena untuk mengembalikan kesuburan tanah," ungkap Iskhak.
Iskhak juga menyebutkan secara data di Kabupaten Lumajang pH tanah rata-rata 3-4, sedangkan normalnya 7. Sehingga perlu sentuhan teknologi tepat guna untuk memulihkan kembali kesuburan tanah.
Hal tersebut berpengaruh terhadap produktifitas di Lumajang masih kalah dengan kabupaten tetangga. Ironisnya dengan wilayah subur terletak di kaki Gunung Semeru yang harusnya memberikan keuntungan akibar dari penggunaan pestisida berlebihan menyebabkan kerugian,
Maka dari itu perlu sinergi dengan beberapa dinas supaya kesuburan tanah membaik. Pemerintah sudah mulai serius untuk mewujudkan hal tersebut melalui program pupuk kimia bersubsidi sudah dikurangi secara bertahap.