Lomba Corak Batik Lumajang 2016 Sisakan Banyak PR Untuk Semua Pihak, Ini Harapan Mereka
Lomba Corak Batik Lumajang 2016 yang menjadi bagian acara Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-761 masih menyisakan banyak cerita. Lomba yang yang baru pertama kali digelar khususnya oleh komunitas di Lumajang tersebut mengangkat sisi-sisi perajin dan pelaku industri batik yang ada di kota Lumajang.
Beberapa fakta menarik diungkap oleh VisitLumajang.com saat ngobrol dengan beberapa panitia yang juga member Komunitas Grup Lumajang (KGL) di sebuah cafe di Jalan Panjaitan Lumajang. Simak beberapa pengakuan dari panitia pelaksana acara tersebut yang diungkapkan kepada Visit Lumajang:
"Dari peserta-peserta yang masuk, apa ada harapan dari mereka setelah terlaksananya event ini? Apa kelemahan atau kekurangan dari UKM batik yang ada di Lumajang selama ini?
Dan jika kita lihat respon netizen di Facebook selama diadakannya event ini, baik komentar positif maupun negatif, bagaimana gambaran umumnya?"
"Selama ini yang kami tangkap dari peserta maupun netizen yang aktif berkomentar di Grup Facebook Lumajang, salah satu yang diharapkan adalah desain batik pemenang nantinya dapat diproduksi.
Salah satu pemenang (Juara 2) bahkan mengungkapkan kepada kami bahwa di kecamatan tempat tinggalnya belum ada UKM batik. Dengan diadakannya lomba ini, dia mengungkapkan perasaannya terlecut untuk merintis usaha batik, dengan menggandeng ibu-ibu PKK di daerah tersebut.
Ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya bahkan antusias jika ada pelatihan batik, tentunya untuk mengisi kegiatan ibu-ibu dengan aktifitas yang positif bahkan produktif. Mereka juga mempertanyakan apakah ada program dari Disperindag untuk pelatihan usaha batik."
Selanjutnya Isaac yang juga pengusaha properti ini mengungkapkan bahwa di Disperindag sendiri selama ini memang ada program pelatihan membatik yang rutin diadakan setiap tahunnya. Program pelatihan itu biasanya menghadirkan tenaga ahli batik.
"Terakhir sebelum lomba ini digelar juga ada program pelatihan membatik yang menghadirkan ahli batik dari Pekalongan, program itu diikuti oleh sekitar 30 orang pelaku kerajinan batik di Lumajang.
Harapannya setelah lomba ini digelar dapat menggairahkan lagi UKM-UKM batik yang ada di Lumajang. Pemkab Lumajang sendiri juga sudah menargetkan tiap kecamatan memiliki 1 sentra UKM batik, arahnya ke sana.
Sedangkan dari sisi produksi, dari Disperindag sendiri terlihat masih kurang jemput bola, jadi kesannya sama-sama menunggu. Para peserta yang ikut Lomba Corak Batik Lumajang 2016 mengharapkan Komunitas Grup Fb Lumajang dapat menjadi fasilitator, penyambung antara Disperindag maupun dengan investor nantinya. Karena untuk memroduksi juga harus ada investornya..."
Dari percakapan singkat ini terungkap berbagai fakta yang harus kita akui merupakan tugas kita bersama sebagai warga Lumajang. Bahwa untuk mengangkat industri batik bukan hanya kewajiban satu atau dua pihak saja.
Selain pemerintah, masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk ikut mengangkat potensi ini, misalnya dengan memakai batik produksi Lumajang. Jika UKM batik mendapat apresiasi dari seluruh pihak, bukan tidak mungkin batik Lumajangan akan mendapat tempat di level nasional.