RM Singowigoeno: Patih Zelfstandig Afdeeling Loemadjang 1890-1920 (4)
Karier sebagai Kepala Daerah Afdeeling Kraksaan
Kraksaan sebagai ibukota Afdeeling keadaannya memang lebih baik dari segi sosial dan ekonominya dibandingkan dengan district Loemadjang, jumlah kampung dan desanya lebih banyak. Penduduk Afdeeling Kraksaan suku/rasnya lebih majemuk dan beraneka ragam, ada bangsa Eropa, Cina, Arab, Jawa dan Madura.
Lalu lintas perdagangan serta pertumbuhan ekonomi sudah berjalan dengan baik karena dari segi geografis letak Kraksaan yang berada di jalur utama jalan dari Probolinggo menuju Banyuwangi dan Bali.
Selama menjalankan Pemerintahannya sebagai Patih di Afdeeling Kraksaan, RM. Singowigoeno didampingi oleh Dewan/Masyarakat Adat yang dibentuk oleh pemerintah Kolonial Belanda.
Dewan/Masyarakat Adat anggotanya terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat terhormat dari tiap-tiap kawedanan dan desa di Afdeeling Kraksaan. Dewan/Masyarakat Adat pada jaman pemerintahan Kolonial Belanda adalah semacam lembaga yang diperkirakan tugasnya hampir sama dengan lembaga yang sekarang dikenal dengan DPRD.
Jumlah desa di Afdeeling Kraksaan ada 212 desa, dengan rincian district Gending 34 desa, district Padjaraqan 36 desa, district Kraksaan 55 desa, district Paiton 49 desa dan district Gading 38 desa (data Kaart der Residentiën Pasoeroean en Probolinggo/Topographisch Bureau te Batavia/November 1885).
Dipublikasi ulang dari buku karya R. Moch. Sanyoto Singowiguno