Sejarah Perjuangan Dibalik Monumnen Kapten Suwandak di Kabupaten Lumajang
Kapten Suwandak seorang pria asal Banten yang lulus dari K.E.S (Koningklyhe Emma School) sebuah sekolah teknik di Surabaya. Kemudian menuju Jawa Timur untuk melanjutkan studi di sekolah opsir PETA (Pembela Tanah Air).
Dikenal sebagai pemimpin yang pemberani, watak keras pantang menyerah kepada siapa saja. Karena keberanian dan dan sifat kepemimpinannya Kapten Suwandak ditakuti musuh dan disegani oleh kawan-kawannya.
Kapten Suwandak memiliki peran penting dalam memimpin pasukannya melawan Belanda saat Agresi Militer I. Ditugaskan menjaga perbatasan utara Lumajang dan Probolinggo, yaitu Kecamatan Ranuyoso, Klakah, dan Randuagung.
Pada hari Senin, 21 Juli 1947 Kapten Suwandak menyiagakan pasukannya di Klakah setelah pemberitahuan datangnya tentara Belanda. Berusaha memblokade jalan agar bisa menghambat pasukan Belanda masuk Lumajang.
Namun sayangnya Belanda membawa peralatan perang berat, buldouzer, serta tank baja yang dengan mudah menakhlukkan blokade pasukan Kapten Suwandak.
Tak mudah menyerah pasukan Kapten Suwandak terus berusaha melakukan perlawanan. Dengan bantuan ajudannya Kapten Suwandak berkomunikasi dengan masyarakat untuk melancarkan aksinya.
Pasukan dengan berani melakukan serangan gerilya pada malam hari. Serta bebeapa kali menyerang markas Belanda di siang hari untuk menunjukkan bahwa perlawanan masih ada.