Tekan Angka Stunting, Lokakarya Digelar Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang

Mini Lokakarya edukasi stunting di Sukodono (25/06). Foto: KIM Kutorenon

Pernikahan dini menjadi isu sosial yang sangat membutuhkan perhatian. Pernikahan dini memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Kepala Tim KIA dan Gizi Masyarakat dari Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Lumajang, Farianingsih, menjelaskan bahwa anak-anak yang lahir dari pernikahan dini sering kali menghadapi berbagai masalah kesehatan.

Hal ini disampaikan saat lokakarya di Kecamatan Sukodono, Selasa 25 Juni 2024. Pernikahan dini jadi salah satu faktor utama penyebab stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi yang cukup dalam seribu hari pertama anak.

"Pernikahan dini tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik dan mental ibu, tetapi juga anak yang dilahirkan. Gizi yang tidak tercukupi selama kehamilan dan masa awal kehidupan anak berpotensi menyebabkan stunting," ujar Farianingsih.

Menurutnya, ada tujuh penyebab utama pernikahan dini berkontribusi meningkatkan risiko stunting, yaitu pengaruh media sosial, faktor ekonomi, kurangnya pendidikan dan pengetahuan, pergaulan bebas, perjodohon, kurangnya pengawasan orang tua, dan pernikahan siri.

"Kurangnya kondisi ekonomi dan pendidikan menyebabkan mereka tidak memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan dan gizi yang baik, sehingga meningkatkan risiko stunting pada anak-anak mereka," lanjut Farianingsih.

Farianingsih berharap, melalui program edukasi dan sosialisasi, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pernikahan dini dengan harapan dapat mencegah pernikahan dni dan menurunkan angka stunting.