Literasi Politik untuk Generasi Milenial Lumajang

Diskusi literasi politik dengan KPU Lumajang. (Istimewa)

Banyak orang memutuskan apatis dan resisten terhadap politik. Politik dicitrakan kotor yang mencederai hajat publik. Celakanya, sikap-sikap seperti ini juga menjangkiti anak-anak muda. Tidak jarang dari mereka bahkan tidak mau bersinggungan dengan dunia politik, alias apatis.

Di satu sisi, dunia politik kehilangan kepercayaan dari sejumlah publiknya, di sisi lain tak sedikit anak muda yang terjun di dunia politik. Bisa kita lihat bersama di beberapa ruang publik; banner, baliho dan poster berserak menghiasi hampir setiap sisi jalan. Banyak wajah politisi muda tertampang di situ.

Pertanyaannya? Apakah politik telah benar-benar dipahami seutuhnya? Apakah media-media luar ruang politik tadi cukup membuat calon pemilih mengenal sosok yang layak dipilih?

Atau semua itu hanya bumbu politik? Yang menu utamanya tetap saja politik di bawah meja, politik transaksional bagi-bagi kue lima tahunan (money politic).

Beberapa dari kita mungkin sadar, saat semua kandidat berkontestasi kemudian muncul persoalan, saat semua berusaha ingin menang dan tidak sedikit yang menghalalkan segala cara. Politik bak kanibalisme yang saling menjatuhkan dan memakan sesama demi kuasa.