VIDEO: Sejarah Kesenian Ujung, Berangkat dari Kebiasaan Orang Jaman Dulu yang Suka Tawuran

Seni Ujung Pakel Lor di acara Sedekah Desa Gucialit via VisitLumajang/dna

Di Nusantara ini banyak kesenian yang mengandalkan olah jasmani, beberapa di antaranya lahir dari seni beladiri yang merakyat dan diturunkan dari generasi ke generasi. Sebut saja seni pencak silat, di mana banyak di antaranya yang kemudian menjadi kesenian dengan iringan musik gamelan.

Di Lumajang sendiri ada Silat Pencak Organisasi yang lahir dan berkembang di Lumajang, berawal dari keinginan Imam Suja'i, seorang tokoh Islam sekaligus pejuang yang ingin mengembangkan beladiri untuk melawan kolonial Belanda.

Seni beladiri Pencak Organisasi itu kemudian berkembang, tak hanya untuk pertahanan diri semata, tapi juga menjadi wujud kesenian yang bisa dinikmati dengan iringan gamelan/alat musik. Di beberapa daerah berkembang pula seni yang bisa dinikmati sampai saat ini.

Bermodal rotan, dua pemain secara bergantian saling memukul satu sama lain. Tentunya gak asal mukul, karena berbagai aturan juga disiapkan dalam permainan ini, tak lain agar seni Ujung tidak sampai memakan korban atau menyisakan dendam antara pemainnya.

Dikisahkan oleh Pak Ngadi, Pembina Kelompok Ujung Tradisional Pakel Lor, Desa Gucialit, seni Ujung ternyata berawal dari kebiasaan masyarakat zaman dulu yang suka berkelahi satu sama lain. Kebiasaan berkelahi itu yang kemudian diangkat menjadi seni Ujung yang legendaris sampai saat ini.