Karapan Kambing, Tradisi Unik Budaya dan Dukung Ekonomi Desa Jatirejo Kunir Lumajang

Karapan kambing di Desa Jatirejo, Kunir, Lumajang (09/02). Foto: Istimewa

Di bawah terik matahari, Minggu 9 Februari 2025, suara sorak-sorai menggema di Lapangan Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ratusan warga berkumpul di sekitar lintasan sepanjang 200 meter, menyaksikan karapan kambing yang kembali digelar tahun ini. Tradisi unik ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga ajang silaturahmi para peternak dari berbagai daerah di Tapal Kuda, seperti Lumajang, Jember, dan Probolinggo.

Tradisi ini mirip dengan karapan sapi Madura, hanya saja dengan skala lebih kecil dan melibatkan kambing sebagai pesertanya. Kambing-kambing yang telah dilatih dengan baik dilepas di lintasan dengan suara gemerincing kaleng di ekornya sebagai pemacu semangat. Yang tercepat mencapai garis finis dinobatkan sebagai pemenang.

Kepala Desa Jatirejo, Richo Prile Jevise, menerangkan bahwa karapan kambing bukan hanya hiburan, tetapi juga bagian dari upaya melestarikan budaya lokal.

"Kami ingin menjadikan acara ini sebagai ikon desa yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menggerakkan perekonomian warga," ujarnya.

Sejak pagi, peserta dari berbagai daerah sudah mempersiapkan kambing-kambing andalan mereka. Ada yang memandikan, mengelus punggung hewan peliharaannya, hingga memberikan ramuan herbal agar stamina tetap terjaga. Mustofa, seorang peserta dari Jember, mengungkapkan rahasia perawatan kambingnya.

"Kambing saya diberi jamu dari telur, kunyit, dan madu. Setiap pagi dan sore kami latih berlari agar terbiasa," katanya sambil tersenyum bangga.

Saat lomba dimulai, ketegangan meliputi arena. Para pemilik berdiri di ujung lintasan, bersiap menyemangati kambing mereka. Begitu aba-aba diberikan, puluhan kambing berlarian kencang, terdorong oleh suara gemerincing kaleng yang mengiringi langkah mereka.