Pelestarian Tari Godril Lumajang sebagai Simbol Keragaman Budaya Lumajang
Tari Godril Lumajang adalah cerita tentang pergaulan manusia. Salah satu bentuknya adalah tari berpasangan antara laki-laki dan wanita, yang erat kaitannya dengan tradisi Tayuban atau Tandak.
Sebelum berkembangnya gerak Godril, Belanda biasa menyebutnya Dancing Van Java. Godril biasanya disajikan pada upacara-upacara tertentu seperti sedekah desa atau pesta setelah masa panen.
Selain itu, tari Godril ini merupakan gerak yang melambangkan rasa syukur terhadap Tuhan akan semua kekayaan alam yang melimpah yang diberikan kepada manusia di dunia.
Dari beberapa referensi, penyebutan Godril berasal dari bahasa Belanda yaitu Good artinya baik atau menarik dan Dril artinya rancak atau cepat.
Busana pakaian Godril biasa menggunakan kemben jumputan, jarik sidodrajat dengan filosofi motif artinya dalam kotak-kotak terdapat Wahyu Tumurun, Truntun, Garuda Mungkur, Sidoasih.
Upaya yang dilakukan Disparbud Lumajang dalam melestarikan seni budaya khas Lumajang bisa dilihat dari variasi Godril yang satu ini.
Tari Godril Amir pertama kali dikenalkan di tahun 2016-an. Dengan mengelaborasikan 3 gerak dasar Godril, dikreasikan dengan variasi gerakan berpasangan menggambarkan tari pergaulan yang dinamis.