Pertunjukan Sepi, Seniman Jaran Kencak Tetap Bertahan Menjaga Seni Tetap Lestari
Seni Jaran Kencak Secara Turun Temurun
Uniknya, anggota grup Sri Setia Tresno nggak hanya diisi orang-orang tua aja loh Visiters, banyak dari anggotanya merupakan anak muda dari lingkungan sekitar.
"Saya emang pengen anak muda bisa tertarik dengan kesenian Jaranan, biar terus maju. Kalau latihan biasanya sehabis Maghrib, selesai sepuasnya setelah semua pemain capek baru bubar," imbuhnya.
Bukan tanpa sebab, Sunardi mengaku belajar kesenian Jaran Kencak secara turun temurun. Mulai dari Pak Tirah, dilanjutkan Pak Bayu, menurun ke Pak Sitap, Pak Suparti kemudian menurun ke Sunardi sampai saat ini.
Kemampuan melatih kuda kencak, juga memimpin grup pemusiknya didapatkannya sejak kecil dari generasi ke generasi mulai kakek dari kakek buyutnya.
Pria kelahiran 1960 ini hanya mengingat bahwa Pak Bayu sudah mengembangkan kesenian Jaran Kencak sejak era kolonial Belanda di Lumajang.
Selebihnya dia mengaku belum memiliki sumber literatur yang terperinci tentang periode perkembangan kesenian Jaran Kencak di Lumajang.
Meskipun demikian, hampir seluruh grup Jaran Kencak di Lumajang mengakui bahwa kelompok Sri Setia Tresno yang dipimpinnya merupakan kelompok tertua yang jelas garis keturunannya.