Si Cawan Perawan
Teriakan parau kondektur bus yang kutumpangi membuat mataku terbelalak. Kulihat samar dari balik jendela bus yang berembun, Terminal Bus Minak Koncar Lumajang, tempat yang kutuju untuk berhenti. Sambil bergegas turun, kulirik jarum jam tangan yang menunjukan pukul 4 pagi.
Hampir enam belas jam aku menempuh perjalanan dari kota asalku, Cilacap Jawa Tengah. Perjalanan melalui beberapa kota lintas propinsi di awal Januari 2005. Inilah untuk pertama kali kakiku menapak tanah yang konon dahulu disebut Nagara Lamajang.
Tawaran para supir angkot dan tukang becak yang berebut mencari penumpang menyambutku. Kuacuhkan mereka begitu saja, kubiarkan kakiku melangkah perlahan menuju trotoar. Kudekap tubuhku lebih erat karena jaketku tak mampu melawan hawa dingin kota ini.
Kabut tipis mengiringi pikirku, menggiring keputusanku untuk mengiyakan tawaran si tukang becak yang sedari tadi membuntuti. Aku katakan tujuanku selanjutnya, "Gladak Abang Klojen!" Yang berjarak kira-kira tujuh kilometer dari terminal.