Siapa Menyangka? Celurit adalah Senjata Andalan Arya Wiraraja Mengusir Pasukan Mongol
Abad ke-13 merupakan abad Mongolisasi dunia ketika Temujin yang merupakan seorang anak muda berhasil melakukan penaklukan satu persatu kerajaan dunia, mulai dari kerajaan Jin di China, kerajaan Khawaresmia di Persia Iran, yang kemudian diteruskan oleh anak dan cucu-cucunya seperti Ogedei sampai Kubilai Khan, dengan menaklukkan Baghdad pada 1258 dan tanah Rusia di tepi paling barat.
Penaklukan Mongol Tar Tar ini menjadi suatu fenomena sejarah yang mengejutkan, karena Mongol yang pada awalnya adalah sebuah suku yang tidak diperhitungkan mampu mewujud menjadi sebuah kekuatan yang menakutkan dan menjadi kekuatan penakluk dunia. Bagai gelombang lautan pasukan Mongol Tar Tar menjungkir-balikkan tatanan geopolitik yang telah menguasai dunia berabad-abad sebelumnya.
Pemerintahan keemasan Mongol Tar Tar sendiri berlangsung di tangan Kubilai Khan yang merupakan cucu sang Genghis Khan. Pada masa pemerintahannya Mongol dibawa menuju kemajuan yang tak tertandingi. Kekayaan materi yang melimpah diiringi penaklukan puluhan suku bangsa menjadi menu santapan bagi penguasa Mongol tersebut. Setelah Timur Tengah dan bahkan sampai Rusia telah tunduk di bawah ketiaknya, ujung pedang pasukannya diarahkan ke Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara seperti Annam (Vietnam Utara), Champa (Vietnam Selatan), Tibet, Burma, Thailand dan terakhir di Nusantara.
Dalam usaha menaklukkan Nusantara yaitu di kerajaan Singosari, pasukan Mongol Tar Tar yang dipimpin panglima Shih Bi tersebut kemudian harus mundur dan mengalami kegagalan besar, ketika seorang Adipati Madura bernama Arya Wiraraja bekerjasama dengan Raden Wijaya yang merupakan keturunan Ken Angrok sang pendiri Singosari, berhasil mengelabui dan membuat pasukan yang ditakuti dunia dengan kuda-kuda terlatih dan pedang-pedang tajamnya menjadi bulan-bulanan dan kabur menyelamatkan diri ke negerinya kembali pada tahun 1293.
Pasukan Sumenep pimpinan Arya Wiraraja yang bersenjatakan celurit dengan bilah runcing dan tajam telah mampu menahan lajunya pedang Mongol yang ditakuti dunia. Hal ini menjadi catatan khusus bagi perjalanan sejarah Nusantara. Arya Wiraraja dan para keturunannya kemudian menuangkan celurit dalam goresan ketika membuat batu bata besar dan kokoh ketika mendirikan Benteng Arnon, sebuah kota berbenteng dengan ketebalan 2,1 meter dengan tembok sepanjang hampir 8 kilo meter yang di luarnya juga dilindungi oleh 3 penjuru sungai besar yang mengelilinginya.
Penasaran dengan senjata sakti pengusir tentara Mongol Tar Tar yang menjadi momok penghancur bagi kekhalifahan Islam di Baghdad pada 1258? Atau juga ingin tahu bagaimana benteng peninggalan Arya Wiraraja tersebut ditemukan dan diselamatkan?
Mari dapatkan 2 buku sekaligus, yaitu "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru: Menafsir Ulang Sejarah Majapahit Timur" dan buku "Membangkitkan Majapahit Timur: Kisah Perjuangan Tiada Henti Menyelamatkan Peradaban Nusantara".
Harga masing-masing buku tersebut adalah Rp. 60.000,- namun jika kita membeli secara paket maka akan mendapat diskon khusus sebesar Rp. 10.000,- sehingga untuk mendapatkan kedua buku tersebut cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 110.000,-
Demikian juga kalau peminat buku-buku tersebut hadir dalam acara Pre-Launching yang diadakan oleh CV. Biting Mega Wisata yang bekerjasama dengan Yayasan MPPM Timur pada tanggal 20-21 Mei 2017 di Kawasan Situs Biting. Tentu ada diskon khusus di mana per-buku dijual dengan harga Rp. 55.000,- dan jika membeli 2 buku (1 paket) maka cukup membayar sebesar Rp. 100.000,- saja.
Ayo buruan, nikmati dan buru secepatnya secara langsung dengan diskon gila-gilaan maupun pembelian secara online seperti biasa. Hubungi bagian penjualan Lutfia Amerta Sanjiwani 085234291922.