Menelisik Sisi Historis dan Eksotika Kawasan Gunung Tambuh: Surga Tersembunyi di Lumajang

Bungker Jepang di puncak Gunung Tambuh menghadap ke sisi pantai selatam. Foto: Ananda Kenyo

Lumajang, sebuah kabupaten di Jawa Timur yang sering dijuluki Kota Pisang, menawarkan sejuta pesona yang memikat hati. Selain kaya akan keindahan alam, Lumajang juga menyimpan warisan sejarah dan budaya yang patut untuk dieksplorasi.

Salah satu destinasi yang menjadi sorotan adalah Gunung Tambuh, yang terletak di Desa Condro, Kecamatan Pasirian.

Kawasan ini menyajikan perpaduan unik antara keindahan alam, nilai sejarah, dan daya tarik religi, menjadikannya salah satu destinasi wisata unggulan di Lumajang yang wajib dikunjungi.

Gunung Tambuh adalah destinasi yang cocok untuk semua kalangan, termasuk pendaki pemula. Jalur pendakiannya yang relatif landai memungkinkan siapapun, bahkan anak-anak, untuk menikmati perjalanan dengan nyaman.

Selama pendakian, pengunjung akan disuguhi pemandangan sawah hijau yang membentang luas, rindangnya pepohonan, dan suara kicauan burung yang menenangkan.

Di tengah udara segar khas pegunungan, perjalanan ke puncak Gunung Tambuh terasa menyenangkan sekaligus memanjakan mata.

Sesampainya di puncak, pengunjung akan disuguhi panorama alam yang luar biasa. Dari sini, kita dapat melihat hamparan sawah yang luas, deretan pegunungan di kejauhan, hingga garis pantai selatan yang memukau.

Keindahan ini menjadikan Gunung Tambuh sebagai salah satu tempat terbaik di Lumajang untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian.

Namun, daya tarik Gunung Tambuh tidak berhenti pada keindahan alamnya saja. Kawasan ini juga menyimpan jejak sejarah penting dari masa penjajahan Jepang di Indonesia.

Di lereng Gunung Tambuh terdapat dua bungker peninggalan Jepang yang dibangun sekitar tahun 1942–1945 selama Perang Dunia II. Bungker ini adalah saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia di bawah penjajahan Jepang sekaligus bagian dari strategi militer Jepang.

Lokasi bungker yang strategis di dekat pantai selatan memungkinkan pasukan Jepang untuk mengawasi aktivitas laut dan bersiap menghadapi serangan dari pasukan Sekutu.

Menurut Mansur Hidayat, seorang sejarawan Lumajang, struktur bangunan bungker ini mencerminkan perencanaan yang matang.

Dengan dinding beton tebal dan lorong-lorong bawah tanah, bungker ini dirancang untuk menyimpan logistik, senjata, sekaligus tempat perlindungan selama perang.

Meskipun kedua bungker awalnya saling terhubung, kondisi alam dan kurangnya perawatan membuatnya kini terpisah. Salah satu bungker memiliki lubang intai yang dulunya digunakan untuk mengarahkan senjata atau memantau pergerakan musuh.

Mengunjungi bungker ini memberi sensasi tersendiri, seolah-olah kita dibawa kembali ke masa lalu, merasakan atmosfer perjuangan yang pernah terjadi di tempat ini.

Namun, keberadaan bungker ini juga mengingatkan kita pada masa kelam yang dialami rakyat Indonesia di bawah penjajahan Jepang.

Pada masa itu, rakyat dipaksa bekerja melalui sistem romusha, atau kerja paksa, untuk membangun fasilitas militer seperti bungker ini. Banyak dari mereka yang bekerja dalam kondisi yang sangat berat tanpa upah yang layak.

Peninggalan seperti bungker Jepang di Gunung Tambuh adalah pengingat akan pentingnya mengenang dan menghormati perjuangan rakyat yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Selain nilai sejarahnya, Gunung Tambuh juga memiliki daya tarik religi. Di kawasan ini terdapat Makam Syekh Tambuh, seorang tokoh agama yang diyakini sebagai salah satu penyebar Islam pertama di Lumajang.

Makam ini sering menjadi tujuan ziarah bagi masyarakat setempat, terutama pada hari-hari tertentu seperti Maulid Nabi dan bulan Ramadan.

Kehadiran makam ini menambah dimensi spiritual bagi Gunung Tambuh, menjadikannya tempat yang istimewa bagi wisatawan yang mencari ketenangan batin sekaligus pengalaman berwisata.

Transformasi kawasan Gunung Tambuh menjadi destinasi wisata unggulan dimulai beberapa tahun lalu, terutama setelah Lumajang menjadi tuan rumah cabang olahraga sepatu roda dalam Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur 2022.

Sebagai bagian dari persiapan, sebuah sirkuit sepatu roda modern dibangun di kawasan ini, sesuai dengan standar nasional dan internasional.

Sirkuit ini tidak hanya menjadi fasilitas olahraga yang representatif, tetapi juga menarik perhatian atlet dari berbagai daerah. Hingga kini, sirkuit tersebut masih aktif digunakan oleh komunitas sepatu roda lokal maupun luar kota.

Selain itu, Pemerintah Desa Condro bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat mengembangkan kawasan ini menjadi objek wisata bernama Tambuh Raya Idaman.

Kawasan ini berdiri di atas lahan seluas lebih dari empat hektar, yang sebelumnya merupakan sawah tadah hujan dengan produktivitas rendah.

Melalui pengelolaan yang masif dan manajemen yang baik, kawasan ini berhasil diubah menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menarik pengunjung, tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Tambuh Raya Idaman menawarkan berbagai fasilitas yang memanjakan wisatawan. Pengunjung dapat menikmati kolam renang, area sepatu roda, camping ground, lapangan voli, taman bunga, gazebo, hingga berbagai spot foto yang Instagramable.

Tak ketinggalan, kawasan ini juga menyediakan kios-kios yang menjual kuliner khas Lumajang dan berbagai oleh-oleh, yang semuanya dikelola oleh masyarakat lokal. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal.

Dengan fasilitas yang lengkap dan tiket masuk yang sangat terjangkau, hanya Rp. 5.000 untuk dewasa dan Rp. 3.000 untuk anak-anak, Tambuh Raya Idaman menjadi destinasi yang ramah bagi semua kalangan.

Tempat ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB, sehingga wisatawan memiliki fleksibilitas untuk mengatur waktu kunjungan mereka.

Keberhasilan pengembangan kawasan Gunung Tambuh menjadi Tambuh Raya Idaman adalah bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pengelola wisata dapat menciptakan dampak positif yang signifikan.

Dengan pengelolaan yang baik, kawasan ini tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan di Lumajang, tetapi juga menjadi contoh sukses dalam memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Gunung Tambuh adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam, nilai sejarah, dan potensi ekonomi.

Mengunjungi kawasan ini bukan hanya tentang menikmati pemandangan indah atau berfoto di spot menarik, tetapi juga mengenal lebih dalam sejarah bangsa dan merasakan nuansa spiritual yang ada di sekitar makam Syekh Tambuh.

Tak hanya itu, keberadaan sirkuit sepatu roda dan fasilitas modern lainnya menjadikan Tambuh Raya Idaman sebagai destinasi yang multifungsi. Bagi pecinta olahraga, tempat ini menawarkan pengalaman berlatih di sirkuit berkualitas internasional.

Bagi keluarga, fasilitas seperti kolam renang dan taman bunga memberikan pengalaman rekreasi yang menyenangkan.

Dan bagi pencinta sejarah, bungker Jepang di Gunung Tambuh adalah pintu gerbang untuk mengenal lebih jauh masa lalu yang membentuk Indonesia.

Kawasan Gunung Tambuh terus bersolek untuk memenuhi kebutuhan wisatawan modern, namun tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan sejarah yang melekat.

Dengan kombinasi pesona alam, nilai sejarah, daya tarik religi, dan fasilitas yang lengkap, Tambuh Raya Idaman adalah destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Lumajang.

Perjalanan ke Gunung Tambuh bukan sekadar rekreasi, tetapi juga sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan dan menyentuh hati. Di sini, kita bisa menikmati keindahan alam, mengenang sejarah perjuangan bangsa, dan merasakan kedamaian spiritual.

Jadi, jika kalian mencari destinasi yang menawarkan semuanya, Gunung Tambuh adalah pilihan yang sempurna.

#LumajangKreatifFest2024 #Harjalu769 #LombaJurnalistikLKF2024