Tahu Petis Asli Lumajang ini Bikin Kamu Pengen Nambah dan Nambah Lagi!
Tak terhitung beberapa pelaku usaha yang terkena imbas akibat pembatasan sosial (PPKM), tentunya ini juga memukul nasib para pekerja.
Salah satunya dialami Adit, pemuda 35 tahun asal Jln. Veteran Lumajang. Setelah sebelumnya bekerja di salah satu vila di Bali, Adit menyerah dan harus kembali ke Lumajang karena kondisi yang serba sulit.
Ya, sektor pariwisata memang sektor yang paling terkena imbas pembatasan karena pandemi Corona. Tak terhitung pelaku usaha pariwisata dan sektor pendukungnya yang harus gulung tikar akibat pembatasan setahun ini.
Sempat bingung harus ngapain, Adit bersama rekannya, Wid, kemudian memutuskan berjualan tahu petis di Jln. Ahmad Yani, di utara Masjid Darul Falah.
Mereka menyewa tempat di sebuah emperan kedai seafood sejak sekitar 2 bulan ini. Harganya pun relatif terjangkau, cukup seribuan aja untuk tahu petis, harga yang sama juga berlaku untuk tahu walik.
"Ya paling sehari laku sekitar 150 sampai 200-an tahu petis maupun tahu walik," ungkap Adit saat ditemui VisitLumajang.com.
Adit mengakui menjalani usaha ini dengan enjoy, apalagi keinginan untuk berjualan ini juga didukung teman-teman maupun keluarganya. Selain rasanya yang gurih enak, petisnya juga berasa istimewa dibanding tempat lain.