Kesenian Jaran Slining
Perkembangan kesenian Jaran Slining
Tahun 2000-an Kabupaten Lumajang menjadi lebih berwarna dengan penggalian lagi kebudayaan-kebudayaan Lumajang yang mulai sirna, termasuk kesenian Jaran Slining. Kesenian ini diangkat lagi oleh pemerintah, dimodifikasi dan dikolabarasi dengan unsur baru sehingga tetap bisa dinikmati oleh masyarakat. Tak serta merta merubah bentuk asal Jaran Slining itu sendiri, pemerintah juga mengadakan seminar dengan mengundang tokoh-tokoh budaya, kelompok kesenian dan sanggar-sanggar tari di Lumajang agar mau bersama menghidupkan kesenian Jaran Slining.
Aksesoris penari kesenian ini juga mulai dirubah, tak sesederhana dulu. Seperti misalnya kopyah hitam yang biasa dipakai pengencak diganti dengan hiasan di kepala berbentuk setengah lingkaran dengan warna beragam. Tak sampai di situ itu saja, penari Jaran Slining ini kian menarik dengan pakaian paduan warna merah, hijau, kuning, serta warna mencolok lainnya.
Warna-warna mencolok tersebut sesuai dengan budaya masyarakat Madura yang melambangkan keberanian, keceriaan, dan juga kelembutan. Jaran Slining hingga saat ini menjadi hiburan yang sangat menarik dan patut dilestarikan agar tidak musnah ditelan zaman.