Kirab Gunungan Tukum Biyen, Jejak Syukur dan Budaya dari Tekung Lumajang

Warga saat rebutan gunungan (31/08). Foto: KIM Tukum Mandiri

Kirangan Tumben, Festival Budaya Khas Tukum Lumajang

Sepanjang perjalanan, suara jidor dan tepuk tangan menyambut setiap langkah peserta. Festival budaya ini bikin semangat warga makin menyala.

Bukan cuma itu, pagelaran reog dari Sardulo Budoyo, Singo Budoyo, dan Condro Kirono juga ikut memeriahkan acara.

Kirangan Tumben seperti sekolah budaya berjalan. Anak-anak ikut belajar, bukan hanya melangkah tapi juga mengenali akarnya.

"Desa sehat bukan hanya ketika warganya bugar jasmani, tapi juga ketika budaya dan kebersamaannya tetap hidup. Itulah yang ingin kami rawat lewat Kirangan Tumben," tambah Susanto.

Sesampainya di pendopo, lima gunungan disusun rapi. Semua bersiap menyambut momen perebutan yang dinanti.

Begitu tanda dimulai, warga berebut gunungan dengan antusias. Mereka percaya apa pun yang dibawa pulang adalah berkah.

Kirangan Tumben bukan cuma tradisi, tapi pesan bahwa kemajuan bisa berjalan bersama budaya. Dari Desa Tukum, lahir semangat untuk menjaga akar sambil melangkah ke depan.