Masjid Agung KH Anas Mahfudz, Jejak Peninggalan Laskar Diponegoro di Lumajang
Setiap kota di Indonesia selalu memiliki Masjid Agung, masjid terbesar yang berada di tengah kota. Sebagian besar kota di Jawa bahkan punya pakem sendiri, mengikuti tata kota Kesultanan Mataram di mana Masjid Agung berada di sebelah barat Alun-Alun.
Di Lumajang, Masjid Agung (Masjid Jami') dikenal dengan nama Masjid Agung K.H. Anas Mahfudz, yang terletak di sebelah barat Alun-Alun Lumajang. Dari penelusuran sejarah melalui berbagai sumber, ternyata masjid ini punya nilai historis di era Perang Jawa.
Masjid ini dulunya merupakan langgar kecil yang didirikan oleh laskar Pangeran Diponegoro, saat pasukan tersebut berada di Lumajang tahun 1825.
Di awal tahun 1968, pada masa kepemimpinan Bupati Lumajang N.G. Subowo, masjid ini direnovasi dengan dilebarkan ke arah utara, dengan membongkar kantor Nahdlatul Ulama dan Maarif. Masjid kemudian diperluas lagi hingga 3 kali luas lahan semula, pada tahun 1987.
Pada tahun 1987, saat masa kepemimpinan Bupati Lumajang Karsid, dilakukan pemugaran total. Masjid yang awalnya bergaya arsitektur Jawa kuno beratap joglo kemudian diubah, menjadi bangunan masjid modern beratapkan kubah setengah lingkaran.