May Day : Simpang Lima Jalan Bintang Merah
Pertemuan Dengan Lelaki Senja
Simpang lima sendiri secara historis adalah garis perjuangan sosialisme dalam simbolnya dan digunakan sebagai simbol murni sosialis di abad ke-21.
Salah satu interpretasinya adalah melihat lima poin mewakili lima jari tangan pekerja, serta lima benua berpenduduk. Bintang merah adalah gambaran filosofis logo sosialisme yang ke lima titik sudutnya mewakili lima kelompok sosial (pemuda, militer, buruh, petani, dan intelegensia).
Semua terangkum dalam nama kedai Pak Romo, Sosialisme. Itulah sekilas telisik simpang lima jalan bintang merah.
Pertemuan ku dengan kawan Pak Romo, si Lelaki Senja.
Usut punya usut Pak Romo mengenalkan ku dengan lelaki senja ini untuk memberikan pengalaman yang ia dapatkan selama berjuang sebagai buruh pabrik dan hak-hak buruh yang harus didapatkan.
Aku sangat larut ketika ia berujar, "Buruh tidak akan pernah kaya, buruh hanya menajadi budak, rentan diperas jasanya oleh sang pemilik modal." Tidak hanya lelaki perempuanpun bernasib sama. Ia rentan mendapatkan perlakuan yang senonoh oleh para petinggi pabrik.
Sejenak ketika menyentuh pembahasan buruh perempuan, aku teringat oleh ujaran Lenin, "Status wanita sampai sekarang telah dibandingkan dengan seorang budak dan hanya sosialisme yang dapat menyelamatkan mereka."
Kemudian aku melayangkan pertanyaan kepada lelaki senja, "Ketika ada ketimpangan dalam pabrik itu apa yang bapak lakukan?"