Mbah So: Perjuangan Tukang Becak Lestarikan Tari Topeng Kaliwungu untuk Generasi Mendatang

Tari Topeng Kaliwungu saat dipertontonkan. Foto: Visit Lumajang

Tukang Becak Pelestari Tradisi

Penghasilan yang tidak menentu dari menari membuat Mbah So memilih bekerja sebagai tukang becak. Karena tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD), ia merasa keterampilan lainnya tidak dimilikinya.

Mbah So telah puluhan tahun menjadi tukang becak, mulai dari becak yang dikayuh hingga kini menggunakan becak motor (bentor). Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari bersama keluarga. Seringkali, ia pulang tanpa mendapatkan penumpang dan membawa uang.

Di sela waktu sebagai tukang becak, Mbah So rajin melatih anak-anak muda di sekitar rumah untuk menari dan memainkan musik pengiring tari.

"Keliling terus ngajar anak-anak nari, main gendang. Biar enggak mati, kalau yang muda enggak belajar kan lama-lama hilang," jelasnya.

Tahun demi tahun berlalu, Mbah So tidak pernah memikirkan penghargaan atau apa yang akan ia dapatkan setelah mengajarkan Tari Topeng Kaliwungu. Yang penting baginya adalah menjaga agar tarian ini tetap lestari di Kabupaten Lumajang.

Pada 2021, jerih payah Mbah So membuahkan hasil saat Kementerian Pendidikan menetapkan Tari Topeng Kaliwungu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Lumajang. Sejak saat itu, tari ini semakin dikenal, tampil di berbagai acara seperti Porprov Jatim 2022 dan peringatan Hari Jadi Lumajang.

Meski perjuangannya belum banyak diketahui, Mbah So tetap merasa senang melihat Tari Topeng Kaliwungu semakin dikenal. Ia hanya pernah menerima satu penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Lumajang, namun impian terbesarnya adalah mendapatkan penghargaan langsung dari Presiden.