Membentuk Brand Image Band Indie dari Kacamata Coldiac
Seni atau Bisnis?
"Kalau kami justru dari awal udah merencanakan brand kami dulu. Kami juga udah berbagi peran dalam menata manajemen musik kami sendiri. Misalnya untuk visual branding kami udah ada Bhima Bagaskara yang juga sebagai bassist di Coldiac, lalu untuk arranger lagu-lagu kami udah ada Mahatamtama (vocal & guitar) dan Deri Haudin (synthesizer/keyboard)," tambahnya.
Sama seperti beberapa band indie lain, selain telah merambah di industri musik dengan men-support beberapa musisi indie, Coldiac juga merambah industri merchandise band. Selain untuk penguatan brand, penjualan merchandise secara langsung juga menambah income dari band ini.
Sambadha mengakui masih banyak yang memandang idealisme seni dan bisnis itu ga' bisa dicampuradukkan. Namun di era modern seperti saat ini, diakui atau tidak nilai komersil bisa jadi penentu sukses tidaknya seorang dalam bermusik. Ini artinya masukan tadi ditujukan bagi musisi indie yang memang ingin serius terjun ke dalam industri musik dan mendapat income dari bermusik.
"Ga' ada masalah juga bagi yang ingin sekedar bermusik sebagai media berke-seni-an. Artinya tanpa memikirkan aspek bisnisnya, banyak koq yang seperti itu dan bisa eksis juga, toh pada dasarnya setiap orang punya pilihan masing-masing," jelas pria berambut keriting ini.
Kepada VisitLumajang.com, Coldiac juga menyampaikan kesan mereka saat manggung di Lumajang untuk yang pertama kalinya ini. Meskipun awalnya sempat ragu, ternyata antusias penonton yang hadir melebih ekspektasi mereka.
"Seneng bisa manggung di sini, antusias mereka (pengunjung) oke banget! Mudah-mudahan next time bisa ke sini lagi," ujar Sambadha menutup obrolan kami. Sekedar pengingat, nantikan juga Liburan Indie 2 di akhir September nanti dengan band-band lokal dan nasional yang pastinya lebih seru!