Masjid Agung KH Anas Mahfudz, Jejak Peninggalan Laskar Diponegoro di Lumajang

Masjid Agung Lumajang dari sisi Alun-Alun via Mapio.net

Gaya Arsitektur Masjid Agung Lumajang

Gaya arsitektur masjid ini bercirikan khas Timur Tengah, menggunakan kubah lengkung panjang dan begitu pula bentuk kusennya. Kolom yang berderet panjang dengan model besar merupakan bekas renovasi kedua yang tidak dibongkar sehingga menjadikan ciri khas tersendiri dari bangunan masjid ini.

Pada kedua sisi masjid didirikan menara sebagai ikon masjid. Hal yang unik dari arsitektur masjid ini adalah kubah tumpuk yang disebabkan karena kubah lama tidak dibongkar pada saat renovasi kubah, langsung di tumpuk dengan kubah baru seperti yang dilihat saat ini.

Interior masjid ini memiliki sirkulasi yang cukup luas dengan pembagian saf wanita di sebelah kiri belakang dari bagian saf laki-laki. Pembagian tempat wudlu wanita berada di sebelah selatan dan laki-laki berada sebelah utara sehingga sirkulasi wanita dan laki-laki tidak berbenturan.

Pencahayaan di dalam masjid ini cukup baik dengan pencahayaan alami yang didapat dari kubah atas dan juga dari jendela lebar di sisi dinding selatan dan utara. Penghawaan masjid ini cukup baik meskipun tanpa AC, hal ini karena ventilasi di sekeliling dinding masjid.

Ventilasi di Masjid Agung K.H. Anas Mahfudz Lumajang berbentuk unik, dengan pengulangan bentuk persegi yang cukup statis dan memberikan kesan simetris (Citra Maya Rusafi. Aplikasi Budaya Lumajang Pada Interior Masjid Agung K.H. Anas Mahfudz. Surabaya: FTSP ITS).