Geruduk Kantor DPRD Lumajang Saat Paripurna, Aliansi Pemuda Lumajang Bergerak Menggelar Aksi Tolak Tapera

Mahasiswa saat ditemui Anggota DPRD Lumajang (12/06). Foto: Ananda Kenyo/Visit Lumajang

Pembacaan Puisi Widji Thukul

Salah satu aktivis perempuan dari HMI merefleksikan tuntutan kedua, yakni hentikan kriminalisasi aktivis, melalui bacaan puisi dari seorang aktivis yang dihilangkan (Widji Thukul) yang berjudul Peringatan.

"Saya akan membacakan puisi dari seorang aktivis yang dihilangkan (Widji Thukul) dengan judul Peringatan," ungkapnya, disambut teriakan dari demonstran.

Setelah orasi dan pembacaan puisi selesai dilaksanakan, terjadi aksi dorong-mendorong dari para demonstran dan pihak kepolisian dikarenakan masa aksi yang ingin masuk ke dalam Kantor DPRD Kabupaten Lumajang.

"Kawan saya kena pukul pak! Tolong jangan represif ke kami. Aksi kami legal!" teriak salah satu demonstran, saat dorong-mendorong ini mendapat tindakan represif dari oknum polisi berupa pemukulan kapada demonstran.

Terjadi negosiasi yang alot antara peserta aksi yang menginginkan masuk dengan para pihak keamanan. Di sela itu, kurang lebih dua jam demonstran di luar Kantor DPRD Lumajang, akhirnya perwakilan dari pihak DPRD menemui masa aksi demonstrasi di jalan.

"Kami sampaikan terima kasih kepada adik-adik mahasiwa yang sudah tertib melaksanakan aksi demonstrasi. Kami akan persilakan masuk dengan catatan yang tertib," ungkap Ketua Komisi D DPRD Lumajang, Supratman.