Mozaik Bumi Lamajang di Wakul Bu Tjipto
Suasana hangat seenak menunya
Bicara wisata tentu tak hanya soal obyek wisata namun juga pelayanan. Tak heran jika Eddy selalu menekankan pada karyawan Wakul Bu Tjipto tentang sapaan hangat/greeting, terutama dalam menyambut tamu.
"Apalagi orang Jawa terkenal dengan keramahannya (grapyak)," tambah Eddy Wijaya.
Dari depan Wakul Bu Tjipto memang terlihat sempit, ini seperti Kabupaten Lumajang yang akses masuk jalannnya terlihat sempit, namun daerahnya yang cukup luas dan penuh potensi.
Wakul Bu Tjipto buka pertama kali bulan April 2016, dari yang awalnya hanya 1 stan, hingga kemudian memutuskan memperluas tempat di belakangnya. Suasana hangat dapat kita rasakan mulai dari arsitekturnya yang bergaya campuran Blambangan, Jawa dan Bali. Seperti kita ketahui bersama bahwa ketiga daerah ini memiliki kultur historis yang berkaitan erat sejak zaman kerajaan.
"Dalam waktu dekat ini kami berniat membangun pendopo perpaduan Jawa Bali, yang dapat digunakan untuk pertemuan maupun kegiatan seni budaya. Semua konsep kami mengalir begitu saja, karena memang hobi, apalagi untuk mengapresiasi budaya Lamajang," kata pria ramah senyum itu.
Sebagai satu-satunya warung yang mempromosikan tempat wisata di Lumajang, Wakul Bu Tjipto memiliki visi ingin dikenal masyarakat luas akan citarasa, pelayanan ramah, kebersihan, dan atmosfer suasana yang beda dengan lainnya.[]