Mbah So: Perjuangan Tukang Becak Lestarikan Tari Topeng Kaliwungu untuk Generasi Mendatang
Tak ada yang menyangka bahwa Sutomo, atau yang akrab disapa Mbah So (61), seorang pengayuh becak di Kecamatan Pasirian, adalah sosok penting di balik lestarinya Tari Topeng Kaliwungu. Tarian tradisional ini merupakan warisan budaya asli Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang hingga kini masih kerap dipentaskan.
Mbah So bukanlah pencipta Tari Topeng Kaliwungu. Tarian ini pertama kali digagas oleh Mbah Sanemo, seorang pria asal Madura yang menetap di Desa Kaliwungu, Kecamatan Tempeh, Lumajang.
Mbah Sanemo berhasil mengakulturasikan budaya Madura dengan kebudayaan Matraman, sehingga lahirlah Tari Topeng Kaliwungu. Mbah Sanemo mengajarkan tarian tersebut kepada puluhan murid. Di antara para muridnya, Sutomo adalah salah satu yang paling menonjol. Kini, di usia 61 tahun.
Sutomo mulai belajar Tari Topeng Kaliwungu sejak usia tujuh tahun, menjadikannya murid termuda saat itu.
"Mulai nari habis sunat itu, lupa angkanya (tahunnya). Awalnya ya narik layar itu ikut bantu Mbah Nemo," kata Sutomo saat ditemui di rumahnya oleh Visit Lumajang.
Kehadiran Sutomo sebagai penjaga tradisi tidak hanya memastikan eksistensi Tari Topeng Kaliwungu tetap hidup, tetapi juga membuatnya diakui secara nasional. Pada tahun 2021, tari ini resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Meski sehari-hari ia bekerja sebagai pengayuh becak, Sutomo tetap meluangkan waktu untuk menari dan mengajarkan Tari Topeng Kaliwungu kepada generasi muda.